Banting Setir



Ini adalah bulan ke-13 pernikahanku dengan isteriku, Rara. Sebuah kebahagiaan buatku karena minggu lalu kami baru saja cek USG di klinik dekat rumah, dan mengetahui bahwa kandungan isteriku yang berusia 18 minggu itu dalam keadaan sehat, lengkap, tak kurang satu apapun. Alhamdulillah.

Kehamilan isteriku ini menjadi pelengkap hadiah pernikahan terindah yang kami miliki. Sebab di awal-awal bulan pernikahan kami khawatir kalau kami ini tak bisa "bikin anak". Toh rezeki Allah yang ngatur, kalau memang Dia percaya, maka rezeki itu tentu akan dititipkanNya kepada kami. Insyaallah kami berusaha untuk bertanggung jawab atas kepercayaan itu.

Ngomong-ngomong hari ini adalah lebaran kedua. Masih repot keliling sana-sini untuk silaturahmi. Kemarin, kami sekeluarga besar berkumpul di rumah budhe di Depok. Namanya juga silaturahmi, kalau ketemu ya ngobrol ngalor-ngidul. Daru urusan basa basi, kadang sampai yang agak rumit. Di tengah obrolan, pembicaraan akhirnya mengarah soal rumah. 

Kata sepupuku, dia mau nikah nanti saja, punya rumah dulu, alhamdulillah sudah ada tanahnya, tinggal bangun. Aku sih cuma dengerin aja nggak ikutan nimbrung, tapi pembicaraan itu ujung-ujungnya mengarah pada satu kesimpulan. Punya rumah dulu, baru nikah. Sebab kalau sudah nikah, apa-apa jadi susah. Hmmm... Lalu ku terdiam sejenak, dan meninggalkan obrolan itu sambil berpikir tentang nasibku. 

Beberapa bulan ke depan, isteriku melahirkan dan punya anak. Sementara, rasanya.. hidupku masih begini-begini saja. Kami masih tinggal bersama mertua. Meskipun rumah kami disekat, tidak langsung nyampur dengan mertua, tapi terus terang kami masih belum mandiri. Soal makan, seringkali kami juga masih mondar mandir ke dapur mama mertua buat cari makan ketika dapur kami sendiri kosong melompong. 

Bukan cuma urusan makan, urusan-urusan lain, yang masih ada sangkut pautnya dengan uang, acap kali masih gabung dengan mertua. Mertua  kami sih sama sekali nggak keberatan dengan hal itu. Kata isteriku, makan aja di rumah mama, mama bilang sayang makanannya kalau nggak ada yang makan. Papa kan jarang di rumah. Paling tinggal adik saja. Kalau kami nggak ikut makan, masakan mama siapa yang makan? begitu katanya.

Bahkan mertua kami juga menyarankan agar tinggal di sini dulu saja, daripada ngontrak, sayang uangnya mending buat nabung kelak beli rumah sendiri. Hmmm sebuah kata-kata yang bijaksana. Mertuaku tahu betul, ekonomi kami memang belum banyak berubah. Ya sudah, dengan pertimbangan itu pun kami memutuskan untuk tinggal disini bersama mertua sampai batas waktu entah berapa lama kemudian.

Hanya saja, akhir-akhir ini aku merasa tertekan oleh diriku sendiri. Belum sampai urusan tempat tinggal, untuk menafkahi kebutuhan dasar keluarga kecil kami saja masih terseok-seok rasanya. Bahkan 3 bulan terakhir ini, aku belum memberi uang belanja isteriku seperti beberapa bulan sebelumnya. Usahaku sedang paceklik. Aku terpaksa tidak menggaji diriku sendiri karena biaya operasional usahaku lebih besar dibanding pendapatannya. Sebagai pendiri usaha souvenir ini, terus terang nasibku tak jauh berbeda dengan setahun yang lalu ketika pertama kali aku membangun usaha ini.

9 Maret 2016 yang lalu adalah hari terakhir aku bekerja. Aku putuskan untuk berhenti kerja karena berbagai alasan yang memberatkanku. Padahal dua bulan ke depan adalah hari pernikahanku yang sudah direncanakan sejak berbulan-bulan yang lalu. Di saat aku menjanjikan kepastian untuk hidup bersama, justru aku memilih untuk melepaskan pekerjaanku tanpa kepastian.

Dimulai kembali dari nol, aku, wahyu, dan rizal memutuskan untuk membuat usaha sendiri, berjualan mug printing. Modal seadanya, pinjam uang ke orang terdekat masing-masing 500 ribu dan terkumpul 1,5 juta kami jadikan modal awal beli mesin mug. Maka terkumpulah receh demi receh dari jualan mug satuan. Bahkan bulan pertama kumulai bekerja, kami hanya bisa mendapat uang 250 ribu. Alhamdulillahnya, kami berhasil mengembalikan pinjaman sebelumnya.

Kabar baik datang. Kami sungguh beruntung, pengajuan kredit bank melalui orangtuanya rizal berhasil dan kami pun mendapatkan modal 19 juta setelah dipotong bank sekian juta. Uang itu kami pakai beli printer, hp operasional, dan bahan baku mug. Bisnis pun kembali berlanjut.

Ketika semua ini baru akan dimulai, wahyu, sebagai rekan kerja yang selama ini aku anggap sebagai sahabatku justru mengundurkan diri. Katanya dia ingin sekolah lagi dan cari beasiswa saja. Kami coba membujuk dan meyakinkannya untuk tetap bersama, tapi apa di kata.  Tekadnya sudah bulat, katanya. Meskipun Wahyu adalah rekan kerja yang paling klop dan cerdas, tapi apa boleh dikata, kami berdua harus menghormati pilihan hidupnya. Wahyu pun pergi dengan meninggalkan harapan-harapan tanpa kepastian.

Untungnya wahyu sempat mengajarkan cara membuat desain, jadi bisnis mug printing ini masih bisa berjalan. Tapi masalah kembali datang. Dengan modal yang terbatas itu, kami alokasikan separuhnya untuk beli bahan mug. Maksudnya hemat, kami membeli bahan baku yang harganya lebih murah, tapi ternyata 1200 buah mug yang sudah kami beli tak layak jual. Mug mengelupas dan banyak cacatnya. Alamaak!

Kami tidak menyerah. Dengan sisa modal yang seadanya itu, bisnis harus terus berputar. Untungnya kami selalu ada orderan, meskipun pendapatan kami hanya 1 juta, sementara bulan depan adalah hari pernikahanku. Keberuntunganku sepertinya kembali datang, kami kedapatan pesanan mug 1100 pcs dengan nilai jual 12 jutaan. Harapan kembali datang. Siang malam kami kerjakan. Dini hari, mug kami antarkan ke tangan pembeli. Kebetulan dia toko souvenir yang sudah langganan.

Ternyata kepercayaan tidak bisa benar-benar kita berikan ke semua orang, termasuk toko itu. Memang betul dia sudah bayar DP sekitar 5 juta, tapi semenjak barang diterima, ada saja alasan dia enggan pelunasan. Ya sibuklah, ya belum sempatlah, ya macam-macam judul alasannya, intinya dia tidak bayar sampai Rizal benar-benar bosan menagihnya. Masya Allah..


(Bersambung)

Comments

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo