Pengalaman Kuliah di Sastra Jawa Universitas Indonesia (UI)

Sudah lama saya tidak menulis kembali di blog. Beberapa  postingan mengenai Kuliah di Sastra Jawa UI sudah pernah saya publish sebelumnya. Namun kali ini saya akan menulis kembali soal Sastra Jawa UI, bedanya kali ini saya tulis setelah saya lulus kuliah Sastra Jawa UI selama 4 tahun (2010-2014).

Banyak orang yang bertanya mengenai kuliah di Sastra Jawa UI seperti apa sih? Bagaimana prospek ke depannya. Kali ini saya akan menjawabnya secara realistis, sesuai  dengan apa yang saya temukan setelah saya lulus.

Ada tiga hal pokok yang ingin saya ceritakan. Pertama masa ketika kuliah, kedua masa menjelang akhir kuliah, dan terakhir masa selesai kuliah.

Rektorat dan Perpustakaan UI
Masa Perkuliahan

Pada awal kuliah kebanyakan mata kuliah didominasi oleh mata kuliah wajib universitas dan fakultas, sedikit pengantar ilmu kesusastraan Jawa, dan bahasa Jawa dasar. Selengkapnya soal mata kuliah di Sastra Jawa UI bisa baca di postingan sebelumnya disini.

Untuk mata kuliah bahasa Jawa dasar mungkin agak kagok terutama untuk bukan penutur asli Jawa. Tapi kalau kamu orang Jawa, mata kuliah ini mudah sekali, kesulitannya hanya soal kebiasaan pakai bahasa formal dan tidak formalnya saja

Kendala yang sering terjadi di jurusan Sastra Jawa justru seringkali terpentok mata kuliah wajib Universitas, MPK Inggris. Ini kuliah bahasa Inggris akademik, ranahnya formal, jadi lebih sulit. Belum lagi, percakapan di dalam kelas wajib menggunakan bahasa inggris.

Pada awal perkuliahan mahasiswa juga mempelajari aksara Jawa.
Pelajaran ini akan sangat digunakan terutama yang ingin
mendalami studi mengenai naskah kuno
Di akhir kuliah ada tugas presentasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Sebetulnya tidak beda jauh dengan masa SMA, tetapi kalau sudah belajar bahasa Jawa, biasanya bahasa Inggrisnya jadi kaku lagi, lupa lagi. Banyak mahasiswa yang mengulang di kelas ini.

Untuk mata kuliah jurusan, banyak mahasiswa yang terkendala dengan mata kuliah linguistik. Maklum, linguistik itu logikanya ilmu bahasa, jadi ya semacam matematikanya anak sastra. Banyak mahasiswa yang mengulang.

Mata kuliah jurusan akan terasa berat ketika masuk semester 5 dan 6 karena tingkatan bahasa Jawanya sudah lebih tinggi. Pada tahapan ini, para mahasiswa penutur bahasa Jawa asli pun akan turut kesulitan karena memang tidak lagi menggunakan bahasa Jawa sehari-hari tapi bahasa Jawa pedalangan.

Hati-hati dengan kuliah bahasa Jawa karena jika sekali saja tidak lulus maka mengulang di tahun depan dan tidak bisa lompat-lompat. Masalah lainnya, ketika mengulang tahun berikutnya seringkali bentrok dengan mata kuliah wajib lainnya, sehingga ini dapat mengulur waktu studi.

Pengalaman yang sering terjadi, mahasiswa yang telat kuliahnya atau bahkan Drop Out (DO) biasanya gara-gara mengulang-ulang kuliah bahasa Jawa yang terdiri dari 6 tingkat ini. Jadi, jangan sekali-kali tidak lulus mata kuliah Bahasa Jawa! Repot deh urusannya..

Kunci keberhasilan melewati tahapan ini adalah sikap percaya diri. Yang bikin nilai bahasa jelek itu karena rasa kurang percaya diri ketika menggunakan bahasa itu. Khusus untuk bahasa Jawa, sebaiknya gunakan untuk kegiatan di luar perkuliahan bersama teman yang orang Jawa atau sejurusan biar lebih percaya diri terutama ketika percakapan. Jangan nyontek!

Kuliah Bukan Cuma di Kelas

Masuk kelas -  kuliah - pulang. Itu bukan mahasiswa namanya, tapi anak sekolah. Di Kampus kehidupan mahasiswa begitu dinamis. Tidak hanya kuliah semata, sebagian besar waktu mahasiswa akan lebih banyak dihabiskan di luar kelas. Buku, pesta, dan cinta kalau kata Soe Hok Gie.Itulah mahasiswa.

Kuliah di Sastra Jawa otomatis menjadi warga Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB). Ada banyak hal yang bisa terjadi di fakultas ini. Ada 14 jurusan lain selain Sastra Jawa yang ada di sini. Ini perlu diketahui juga. Untuk sastra ada Sastra Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Rusia, Korea, Jepang, Cina, Arab, Indonesia. Non sastra ada sejarah, arkeologi, filsafat, dan ilmu perpustakaan.

Mahasiswa yang suka ikut organisasi bisa mengikuti di tingkat Universitas, ada banyak unit kegiatan mahasiswa yang ada di UI, banyak macamnya, mereka di tempatkan di Pusgiwa. Di Pusgiwa mereka punya sekretariat sendiri-sendiri. Banyak mahasiswa yang nginap di sana. Selesai kuliah langsung ke Pusgiwa, ada saja yang dikerjakan.

Kegiatan Ospek Fakultas (PSA-MABIM FIB UI),
Kegiatan ini memperkenalkan dunia kehidupan
mahasiswa di FIB-UI
Di tingkat fakultas juga ada. Misalnya BEM FIB, DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa), FORMASI semacam Rohani Islam di tingkat fakultas, ada futsal dengan rakyat militan sastranya yang terkenal, Basket, Teater,  Narthana Budaya (Tari), dan masih banyaak lagi.

Mahasiswa juga doyan nongkrong, main gaple dan pacaran. Kalau anak FIB nongkrongnya di Kansas (Kantin Sastra). Tempat ini bukan cuma jadi tempat makan saja, tapi bisa juga jadi tempat diskusi, nggegosip, main uno, gaple, remi, sampai nonton konser.

Oh ya, pada awal kuliah mahasiswa wajib mengikuti OKK UI (ospek tingkat universitas), PSA-MABIM (Ospek Tingkat Fakultas), dan HHK (Ospek tingkat jurusan). Dijamin ketiganya tidak menyeramkan seperti ospek ala militer. Khusus untuk HHK biasanya diadakan lebih spesial dan seru karena memang khusus jurusan Sastra Jawa saja.

Festival Budaya

Antusiasme terbesar setiap tahun warga FIB akan terfokus pada acara Festival Budaya. Ini adalah acara paling bergengsi di tingkat fakultas. Yang paling heboh adalah acara Petang Kreatif (PK), yaitu lomba teater antar jurusan. Kalau kata Sudjiwo Tedjo, PK itu lomba teater yang penontonnya kaya supporter bola, Gila!
Poster Festifal Budaya 2011.
Festifal budaya kegiatan mahasiswa FIB
paling bergengsi melebihi apapun.

Untuk mempersiapkannya akan dilakukan dengan niat yang sangat matang hingga dua-tiga bulan sebelum acara. Puncak acara biasanya dilangsungkan pada bulan Desember seiring dengan musim hujan, dan ulang tahun fakultas. Acaranya akan sangat padat dan ramai.

Latihan PK bisa menyita banyak waktu karena biasanya dilakukan dari sore hari sampai tengah malam.Ini acara yang bikin kuliah terbengkalai. Pada momen tersebut kekompakan mahasiswa baru banyak diuji. Seleksi alam hadir di sini. Mahasiswa ditempa untuk kompak, militan, dan sedikit gila. Kalau kurang sabar, bisa cekcok dengan teman, senior, atau berpengaruh juga pada kehidupan akademik.

Sebagai catatan dan perlu diingat. "Tidak ada dosen yang peduli dengan kehidupan di luar kelasmu!" Jadi rasa lelah latihan dan sebagainya tidak bisa jadi alasan untuk bolos kuliah, malas-malasan, atau semacamnya, sebab dosen memang tidak peduli.



Masa Akhir Kuliah

Di masa akhir kuliah, tingkat kesulitan semakin berat. Karena untuk mencapai kelulusan, mahasiswa direkomendasikan untuk menulis skripsi. Skripsi itu karya ilmiah hasil penelitian mahasiswa yang ditujukan sebagai prasyarat kelulusan.

Sebelum menulis biasanya mahasiswa mengajukan proposal rencana penelitiannya dan mempresentasikan rencana penelitiannya terlebih dahulu dalam sidang proposal. Jika rencana diterima, mahasiswa akan diserahkan dosen pembimbing, untuk selanjutnya setiap langkah penulisan skripsi harus dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang telah ditunjuk.

Untuk jurusan Sastra Jawa setiap penilitian harus didasarkan pada teks berbahasa Jawa sebagai bahan bakunya. Dari teks tersebut kita bisa memilih akan mengupasnya dengan ilmu linguistik, sastra, atau filologi (Ilmu mengenai naskah kuno).

Semua skripsi harus berangkat dari hal tersebut. Kebanyakan mahasiswa kesulitan dalam mencari inspirasi ide kasus yang ingin ditelitinya. Sebagian lainnya terkendala bahan teks yang sulit ditemukan, terutama yang menggunakan naskah kuno sebagai bahan penelitiannya.

Selama masa penulisan skripsi, hambatan yang sering dialami mahasiswa seringkali bersumber dari mahasiswa itu sendiri. Menunda-nunda tulisan adalah sumber masalah dalam penggarapan skripsi yang membuat skripsi tidak kunjung rampung.

Kalau ingin selesai tepat waktu, kerjakanlah secara teratur dan konstan walau sedikit demi sedikit. Ikuti setiap saran dosen pembimbing yang jauh lebih berpengalaman, jangan sok tahu! Semakin sok tahu, semakin lama pula proses pengerjaannya.

Pada akhir semester setiap skripsi akan diuji dalam sidang skripsi. Biasanya, skripsi hanya dikoreksi bagian mana yang masih kurang dan perlu dilengkapi. Pada sidang pertama biasanya mahasiswa diminta untuk memperbaiki tulisannya sebelum akhirnya dilaksanakan yudisium (final sidang skripsi) jika perbaikan yang diminta sudah lengkap, maka mahasiswa akan dinyatakan lulus dan langsung mendapat gelar Sarjana Humaniora (S.Hum).

Momen yang paling ditunggu: WISUDA UI
Selanjutnya, tinggal melengkapi berkas berkas lainnya agar bisa mengikuti wisuda. Untuk semester ganjil, wisuda biasanya diadakan pada bulan Februari, sedangkan semester genap, wisuda diadakan pada bulan September. Tempatnya sudah pasti di Balairung, UI. Wisuda UI akan sangat luar biasa. Mahasiswa biasanya datang membawa keluarganya dari berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia. Tidak hanya orang tua, keluarga sekampung pun bisa dibawa pada momen tersebut. Wisuda selesai, kuliah pun usai.


Pasca Kuliah


Ini adalah bagian paling misterius setelah momen kelulusan. Apa yang akan terjadi setelah lulus dari Jurusan Sastra Jawa? Ada banyak kemungkinan yang terjadi. Setelah saya mengamati selama beberapa tahun belakangan ini, hasilnya cukup menarik.

Kerja

Hampir sebagian besar dari mahasiswa lulusan Sastra Jawa akan bekerja di berbagai penempatan. Umumnya mereka bekerja di perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN beberapa ada yang tetap optimis menunggu tes CPNS. Jadi apa mereka di sana? Macam-macam. Ada yang jadi pegawai bank, customer service, manajer, kepala cabang, personal asisten.

Ada juga yang terjun di dunia jurnalistik sebagai reporter TV di berbagai TV nasional. Reporter media online justru yang paling banyak mulai dari portal berita, kuliner, jalan-jalan, sejarah, dan lain-lain. Jadi pengajar di kampus juga ada, staff birokrasi kampus, dan masih banyak lagi. Ada yang bekerja dibidang perniagaan perusahaan ecommerce. Kebanyakan yang bekerja dibidang ecommerce ditempatkan sebagai copywriter. Di perusahaan publishing juga ada yang menjadi editor serta proff reader.

Kuliah

Tidak sedikit dari lulusan Sastra Jawa UI yang akhirnya memilih untuk melanjutkan kuliahnya. Mereka melanjutkan studi dengan berbagai alasan. Alasannya untuk kepentingan karir, hingga jujur karena bingung mau apa setelah kuliah. Mereka pakai biaya sendiri, tapi sebagian besar justru mengikuti program beasiswa seperti LPDP. Mereka melanjutkan studinya pada program pasca sarjana di UI, UGM, dan sebagian kecil ada yang lolos untuk S2 di negeri Belanda. Itu memang nyata, tapi sedikit, sedikit sekali. Mereka mengikuti program LPDP tersebut.

Wirausaha

Banyak dari lulusan satra Jawa yang setelah kuliah memilih terjun untuk menjadi pengusaha. Macam-macam jenis usahanya, tapi kebanyakan jenis usaha kreatif dan dipasarkan melalu online.

Menikah

Setelah lulus kuliah, beberapa dari lulusan Sastra Jawa terutama yang perempuan memutuskan menikah dan menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Menganggur

Kehidupan akan menemukan jalan
Kenyataannya, lulus kuliah menganggur itu tetap ada. Tidak bisa dipungkiri pada masa awal kelulusan tidak semua lulusan langsung mendapat pekerjaan. Ada juga yang kurang beruntung menunggu hingga berbulan-bulan walau toh akhirnya dipanggil interview juga. Biasanya masa menganggur ini terjadi di bulan pertama hingga bulan ke dua puluh empat, tergantung keberuntungan, nasib! Sebetulnya ini lumrah terjadi di banyak jurusan dan universitas di mana-mana bukan cuma Sastra Jawa semata.

Pada akhirnya kehidupan akan menemukan jalan. Toh soal rejeki kan sudah ada yang mengatur. Rejeki pasti tak akan tertukar. Ujung-ujungnya... life will find away

Oleh Rizky Ramadhani
Alumnus Sastra Jawa UI Angkatan 2010

Comments

  1. Untuk s2 ui ada tidak untuk sastra jawa

    ReplyDelete
  2. Untuk s2 ui ada tidak untuk sastra jawa

    ReplyDelete
  3. kak mau tanya , klo peluang kerja untuk lulusan sastra seperti saya dari sastra perancis UB di Kedutaan perancis apakah peluangnya besar ??? yang saya tau biasanya kedutaan biasa menerima lulusan HI

    ReplyDelete
  4. Kak mau nnya ttg sastra Jawa boleh?

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Salam kenal, Mbak Rizky.
    Perkenalkan, nama saya Mila, alumni sastra Jawa UNS angkatan 2012.
    Senang membaca tulisan Mbak tentang pengalaman berkuliah di sastra Jawa :)
    Jika diperkenankan, bolehkah minta alamat surel (email) Mbak Rizky untuk komunikasi atau diskusi?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mbak saya boleh nanya gak tentang sastra jawa UNS? aku minat prodi itu tolong minta wa nya mbak, atau mbak wa saya 0857-81608261

      Delete
  7. Kak saya mau tanya. saya sedang kuliah S1 sastra cina. akhir-akhir ini saya galau karna merasa menyesal kalau seharusnya saya belajar tentang budaya saya sendiri (sastra jawa) dan kenapa malah mempelajari budaya yang bukan milik saya.. lalu saya ingin sekali pindah sastra jawa.. tapi pengennya S2 :(
    pertanyaannya, bisa kah lulusan S1 sastra cina lalu kuliah S2 sastra jawa? 😭😭😭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo