Perbedaan-perbedaan yang Menghambat Pernikahan


Hubungan percintaan seperti pacaran dan sejenisnya seringkali tidak dapat berlanjut ke jenjang pernikahan. Adanya perbedaan-perbedaan setiap individu kerap membuat rencana pernikahan harus batal. Orangtua pun tidak jarang menolak mentah-mentah, atau tidak menyetujui jalannya suatu rumahtangga akibat adanya perbedaan-perbedaan itu. Pada beberapa kasus, perbedaan-perbedaan yang tidak dapat disatukan tersebut mengakibatkan rumahtangga jadi berantakan. Meskipun demikian, banyak juga pasangan yang tidak memperdulikan perbedaan-perbedaan itu dan tetap langgeng meski dipertentangkan oleh banyak pihak. Berikut enam perbedaan-perbedaan yang seringkali menghambat suatu rencana pernikahan.

1. Perbedaan Agama, 

Perbedaan agama adalah hal yang paling banyak menjadi problema bagi setiap pasangan. Pertentangan antara keluarga pun tidak dapat dihindarkan. Perbedaan agama memang sangat sulit dihindari. Maklum, di Indonesia, penduduknya menganut berbagai macam agama dan kepercayaan. Antara keyakinan satu dan yang lain bisa saja dapat saling berinteraksi termasuk dalam hubungan tali asmara. Ketika cinta sudah mendera, kerap banyak pasangan yang tidak memperdulikan perbedaan ini lagi. Salah satu dari kedua pihak harus ada yang mengalah dengan bergabung dan memilih salah satu keyakinan yang dianut. Jika tidak, masalah akan bermunculan di masa depan. Bagaimana nasib anaknya? Pada tahapan ini seorang anak seringkali menjadi korbannya. Orangtua yang bijak akan meminta anaknya memilih salah satu keyakinan, akan tetapi anak akan tertekan hingga akhirnya justru menjalankan kedua keyakinan orangtuanya saling berdampingan. Pembenaran untuk kasus perbedaan agama, adalah keyakinan bahwa tuhan itu satu, meski cara untuk menuju Yang Maha Satu itu beragam. Jika Anda belum memiliki pasangan atau single sebaiknya pilih yang satu keyakinan, kecuali sudah terlanjur.

2.  Perbedaan Usia

Ada asumsi di masyarakat yang berkembang bahwa usia seorang laki-laki yang lebih tua daripada pasangan perempuannya adalah hal wajar, sementara apabila perempuan jauh lebih tua dibanding pasangannya adalah suatu hal yang tidak wajar. Banyak sekali sepasang kekasih yang karena perbedaan usia, orangtua enggan merestui pernikahan. Ambil saja contoh pasangan artis Rafi Ahmad dan Yuni Sarah. Rafi usianya selisih jauh lebih muda dibandingkan dengan Yuni. Awalnya hubungan mereka baik-baik saja. Namun, setelah mendapat pertentangan-pertentangan mereka pun mengurungkan niatnya meningkatkan hubungan pernikahan. Mereka pula yang akhirnya malah bertengkar. Dalam hal ini, perbedaan usia tampaknya mempengaruhi tingkat kematangan jiwa seseorang. Ini berkaitan erat dengan nilai-nilai kedewasaan. banyak wanita yang tidak mau pasangannya masih kekanak-kanakan alias belum dewasa. Oleh karena itu, para wanita biasanya memilih laki-laki yang lebih dewasa, lebih tua, dari usianya. Jika tidak, hubungan percintaan pun bisa kandas di tengah jalan.

3. Perbedaan Latar Budaya

Anda orang Jawa, sementara pasangan Anda orang Batak? Jangan khawatir dahulu. Meskipun perbedaan latar budaya keluarga seringkali menjadi kerikil dalam melanjutkan hubungan percintaan, seringkali hal ini tidak dipermasalahkan terutama bagi keluarga-keluarga modern yang umumnya tinggal di perkotaan. Masalahnya, justru lebih banyak orang yang tidak dapat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan lantaran perbedaan latar budaya. Perbedaan latar budaya jelas sangat menjadi masalah bagi sebagian besar orang. Maklum, setiap kebudayaan punya nilai-nilai dan sistem pemikiran serta cara pandang yang berbeda terhadap kehidupannya. Misalnya, orang Jawa bertutur halus dan pelan, sedangkan orang Batak terkesan kasar dan keras. Kedua hal tersebut saling kontradiksi dan dapat menyebabkan salah paham di antara pasangan maupun keluarganya. Jika tidak dipahami secara menyeluruh, bisa-bisa pasangan saling bertengkar karena perkara sepele. Belum lagi masalah aturan adat yang seringkali berbeda juga. Hal-hal semacam itu kerap membuat suatu hubungan perlu dipertimbangkan. Yang lebih mengerikan, ada pula memang orang-orang yang berusaha memurnikan darah keturunannya. Maksudnya, jika orang itu berdarah Jawa, maka dia berusaha mendapatkan jodoh orang yang Jawa pula. Jika anaknya ternyata menyukai orang Betawi, bisa jadi hubungan itu tak disetujui orangtuanya.

4. Perbedaan Kelas Sosial

Masalah perbedaan kelas sosial ini memang terpengaruh pula sistem kasta yang pada zaman dahulu dipergunakan sebagian besar masyarakat di nusantara. Perbedaan ini tidak lepas dari masalah harkat, derajat, dan martabat keluarga serta keturunannya. Contohnya seorang perempuan anak pejabat, tentu akan dilarang menikah dengan lelaki yang keluarganya hanya rakyat jelata. Keluarga yang kelas sosialnya lebih tinggi akan sangat malu jika anak perempuannya dinikahi oleh lelaki yang keluarganya dipandang rendah. Hal ini turut menghambat hubungan pernikahan. Lihat saja film, dongeng, legenda, dan berbagai cerita-cerita masyarakat yang berkembang pasti akan banyak diberikan gambaran pertentangan kelas sosial dalam suatu hubungan percintaan.

5. Perbedaan Kelas Ekonomi

Perbedaan kelas ekonomi sudah jelas menjadi pemicu gagalnya hubungan rumah tangga. Jika pihak laki-laki yang lebih kaya menikahi wanita yang melarat, mungkin itu masih dapat diterima. Derajat si wanita pun naik dan ekonomi keluarga si wanita turut terbantu. Namun, masalahnya bilamana yang miskin adalah pihak laki-lakinya? Pihak laki-laki diharapkan menjadi tulang punggung keluarga kelak. Jika seorang laki-laki untuk menghidupi dirinya sendiri saja masih susah bagaimana bisa menghidupi isterinya yang justru tingkat kelas ekonominya lebih tinggi? Prilaku konsumtifnya pun berbeda. Boleh jadi orangtua si perempuan pun menolak pihak laki-laki. Oleh karena itu, sebagai seorang laki-laki harus lebih mapan dari pihak pasangannya.

6. Perbedaan Tingkat Pendidikan

Pasangan Anda lulusan S2, sementara Anda sendiri lulus SD saja sudah bersyukur? Gawat! Alih-alih hubungan cinta bisa berjalan baik, hubungan malah bisa putus di tengah jalan gara-gara perkara pembicaraan intim dengan pasangan tidak nyambung! Jelas, bahwa tingkat pendidikan memengaruhi sikap, prilaku, dan pola pikir setiap orang. Jika hal tersebut perbedaannya terlalu jauh akan berdampak serius bagi hubungan percintaan. Anda akan gondok sedemikian rupa akibat pasangan Anda yang selalu tidak nyambung dengan apa yang Anda bicarakan. Ini sangat mungkin terjadi karena adanya perbedaan tingkat pendidikan. dalam bersikap pun seringkali Anda bisa dibuat jengkel oleh pasangan. Oleh karena itu, sebaiknya suatu hubungan percintaan jangan sampai terput jauh dalam hal perbedaan tingkat pendidikan.


Perbedaan agama, usia, latar budaya, kelas sosial, kelas ekonomi, dan tingkat pendidikan nyatanya seringkali menghambat suatu hubungan percintaan, terlebih bagi pasangan yang siap melanjutkan ke jenjang pernikahan. Jika Anda perhatikan baik-baik, masalah itu seringkali dituangkan dalam iklan cari jodoh yang menyodorkan sederet kriteria. Kriteria semacam itu merupakan cara seseorang dalam menghindari perbedaan-perbedaan tersebut di atas. Jika anda sudah terlanjur mengalami kasus seperti di atas, sebaiknya pertimbangkan lagi hubungan tali kasih Anda dengan pasangan. Kecuali Anda benar-benar yakin dan menjamin, masalah tadi dapat diatasi dengan bijak. 

Comments

  1. adakah penelitian tentang point ke 6.?
    kebetulan saya mengangkat tema tersebut dalam skripsi..
    bingung cari referensi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya belum pernah tahu, tapi kemungkinan besar ada.

      Delete
  2. Sya lulusan smp karna sma tidak tamat,psngan sya tni wlpun sdkit nekat akirnya harus bertahan dsni saja ayah dr cwoku ga setuju katanya harus minimal kuliah itulah hakikat cinta di dunia.semoga tidak terjebak dalam racun cinta,wlpun ada kakak sepupuku s1.istrinya hanya smp tp baik2 saja itu sampe anak dua.salam

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Asrama UI yang Angker

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor