Jalan-jalan ke Candi Cangkuang

Peta Wisata Kabupaten Garut
Kalau Anda ingin melihat candi, tak perlu jauh-jauh ke Jawa Tengah, Jogja, atau Jawa Timur. Di daerah Jawa Barat pun terdapat candi yang mungkin belum Anda ketahui. Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan suatu objek wisata di Kabupaten Garut, yaitu objek wisata budaya Candi Cangkuang. Candi Cangkuang berlokasi di suatu pulau di antara situ wilayah Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bagi Anda yang belum pernah mengunjungi tempat ini, saya cukup merekomendasikannya karena selain aksesnya cukup mudah, tempat ini akan memberikan pengalaman berbeda terkait kebudayaan Indonesia.

Akses ke Candi Cangkuang

Bagi Anda yang berada di wilayah Jakarta, akses menuju Candi Cangkuang tidak terbilang sulit. Secara umum, waktu tempuh dari Jakarta menuju lokasi hanya memakan waktu sekitar 4-6 jam tergantung hari libur atau bukan. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Candi Cangkuang dapat ditempuh melalui jalan tol Cipularang keluar di Cileunyi. Perjalanan dilanjutkan melalui jalur lintas selatan hingga Cagak Nagreg. Silahkan ambil jalan ke kanan menuju arah Garut. Selanjutnya ikuti jalan hingga tiba di Alun-alun kecamatan Leles. Beloklah ke kiri, lalu ikuti jalan desa, kemudian Anda akan menemukan kawasan wisata Candi Cangkuang. 

Moda Transportasi Menuju Garut dari Jakarta
Bagi Anda yang ingin menggunakan kendaraan umum, tidak perlu khawatir. Dari Jakarta, silahkan menumpang bus dari terminal Lebak Bulus atau Kampung Rambutan menuju Garut yang melewati Cipularang. Saya sarankan gunakan bus Primajasa dari Lebak Bulus mengingat pelayanannya lebih baik dibanding bus lain. Selain itu armada bus Primajasa yang melayani rute Garut-Lebak Bulus ini terbilang banyak sehingga Anda tidak perlu menunggu terlalu lama. Rata-rata ongkos Jakarta ke Garut hanya sebesar Rp.35.000,00. Sebaiknya minta kondektur bus untuk mengingatkan Anda ketika tiba di Alun-alun kecamatan Leles. 

Setelah tiba di Alun-alun kecamatan Leles, Anda bisa melanjutkan perjalanan menggunakan dua jenis moda transportasi. Bagi Anda yang ingin sensasi yang berbeda, silahkan naik andong atau delman menuju situs Candi Cangkuang. Harganya terbilang murah, hanya Rp.3.000,00 Anda sudah bisa menikmati goyangan kuda di tengah persawahan yang dikelilingi gunung, Nikmat bukan? Kalau Anda takut, tidak mau repot, butuh cepat, atau kemalaman, silahkan gunakan ojek menuju lokasi. Harganya pun beda tipis. Hanya Rp.5.000,00 Anda akan tiba di lokasi hanya dalam waktu 5 menit. 

Naik Rakit

Sesampainya di lokasi wisata Candi Cangkuang, Anda dapat membeli tiket masuk terlebih dahulu sebesar Rp.5.000,00. Di tempat ini Anda juga dapat beristirahat sejenak selepas perjalanan panjang. Anda juga dapat menggunakan jasa pemandu wisata untuk menambah pengetahuan Anda saat mengunjungi Candi Cangkuang. Lokasi candi dari tempat masuk masih harus menyebrangi situ atau danau kecil. Candi Cangkuang berada tepat di pulau, tengah-tengah danau sehingga pemandangan yang disajikan sangatlah indah. 

Rakit di Situ Cangkuang
Untuk menyebrang ke pulau tersebut, kita dapat memanfaatkan rakit yang tersedia di sana. Untuk itu, Anda akan dikenakan biaya naik rakit sebesar Rp.4.000,00 perorang, yang dibayar saat tiba kembali nanti. Bagi Anda yang membawa rombongan, bisa juga menyewa satu rakit sebesar Rp.70.000,00. Jika kebetulan Anda datang bukan pada saat hari libur dan sendirian, silahkan minta tolong kepada tukang rakit kecil yang bisa berangkat tanpa menunggu penuh terlebih dahulu. Ongkosnya seikhlasnya, tapi dengan Rp.5.000,00 sudah cukup untuk menyebrang ke Kampung Pulo, pulau lokasi candi cangkuang berada.

Anda akan menemukan sensasi yang luar biasa saat menyebrang menggunakan rakit. Angin sepoi-sepoi, suara air yang tenang, dan suguhan pemandangan alam yang dikelilingi gunung membawa Anda terbuai dengan kenikmatan piskologis. Jika beruntung, perjalanan menyebrangi danau ini juga dengan ditemani pengamen yang bersenandung. Pengamen di sini tidak akan mengusik ketentraman Anda, tetapi justru menambah hangat perjalanan Anda. 


Tiba di Kampung Pulo

Rumah Adat Kampung Pulo
Setelah turun dari rakit, silahkan ikuti jalan setapak menuju candi. Mula-mula anda akan menemui beragam pedagang kerajinan asli Garut yang bisa Anda jadikan oleh-oleh saat pulang nanti. Selanjutnya Anda akan menemui kawasan adat, Kampung Pulo. Di lokasi ini berdiri 6 rumah adat ditambah satu mushala kecil yang merupakan tempat tinggal secara turun temurun keturunan Arif Muhammad, seorang tokoh penyebar agama islam pertama di daerah ini. Bentuk rumah sengaja dipertahankan materialnya dari masa ke masa. Terdapat aturan adat yang ketat dan mengikat kampung ini. Jumlah kepala keluarganya pun tetap yakni 6 orang. Ada kontras kehidupan antara masyarakat adat di sini dengan kehidupan modern. Kehidupan di kampung ini sangat tradisional yang meliputi berbagai kegiatan hidup seperti cara mereka tidur, memasak, mandi, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana kehidupan warga asli kampung pulo ini, silahkan lengkapi literatur lain yang sudah banyak membahas kehidupan sosial masyarakat adat Kampung Pulo. Anda juga bisa berkomunikasi langsung dengan penduduk setempat untuk menanyai hal-hal yang membuat Anda penasaran.

Candi Cangkuang

Candi Cangkuang
Jika penasaran Anda sudah terjawab, perjalanan selanjutnya Anda akan melintasi tanjakan yang tidak begitu tinggi. Lokasi candi cangkuang tepat berada di puncak pulau ini. Nah, sekarang Anda dapat menemui Candi Cangkuang yang membuat Anda penasaran sebelumnya. Candi Cangkuang konon didirikan pertama kali sekitar abad ke-8 masehi pada masa kerajaan Sunda. Sebenarnya Candi Cangkuang yang sekarang merupakan hasil rekonstruksi yang dilakukan oleh para arkeolog. Sebelumnya, candi ini ditemukan oleh arkeolog Prof. Uka Candrasasmita berdasarkan adanya catatan Belanda pada tahun 1966. Lebih dari 60% bangunannya sudah runtuh, kecuali bagian kaki candi. Pada tahun 1974 rekonstruksi akhirnya selesai menjadi seperti yang sekarang. Gaya arsitektur candi cangkuang dibandingkan dengan candi Jawi yang terglong ke dalam candi Jawa Timuran. Ditemukan pula arca Siwa yang menaiki nandi atau lembu pada bagian tengah candi. Saat ini, ruangan dalam candi ditutup untuk menjaga patung Siwa tersebut. Ada mitos yang muncul di candi ini. Biasanya, ada pengunjung yang melemparkan koin ke dalam patung dengan maksud tertentu, tidak jelas motifnya apa.

Makam Mbah Dalem Arif Muhammad
Di sisi bangunan candi, terdapat makam Mbah Dalem Arif Muhamad, tokoh penyebar agama islam di wilayah ini sekaligus nenek moyang masyarakat adat Kampung Pulo. Arif Muhamad, konon datang ke lokasi ini karena takut kembali ke Mataram setelah kalah perang dari Batavia sekitar abad ke-17. Keunikan dari makam Arif Muhamad ini ialah batu nisannya yang miring. Hal ini merupakan simbol dari ketundukan Arif Muhamad kepada yang Maha Kuasa. Selain itu, hal ini merupakan ajaran kepada kita semua untuk selalu rendah hati, tidak sombong dalam hidup. Semakin berisi semakin merunduk, itulah ajaran dari Arif Muhamad. Pada hari-hari tertentu seperti Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, banyak pengunjung yang datang untuk berziarah ke makam ini. Selain makan Mbah Dalem Arif Muhamad, juga terdapat makam umum yang
berada tidak jauh dari lokasi situs Candi Cangkuang ini.

Di lokasi ini juga terdapat Museum Candi Cangkuang. Di museum ini terdapat 16 koleksi naskah kuno yang menggunakan alas kertas daluang, kertas tradisonal masyarakat pada masa lalu. Naskah-naskah tersebut secara umum merupakan naskah Islam beraksara Arab, maupun aksara Pegon. Kondisi naskah-naskah ini hampir sebagian besar rusak. Sampai sejauh ini, sudah ada upaya perawatan secara tradisonal maupun memanfaatkan teknologi digital. Di museum ini juga dipaparkan cara pembuatan kertas tradisional daluang. Terdapat pula foto-foto Candi Cangkuang pada saat pemugaran tahun 1967.  Silahkan kunjungi museum ini untuk menambah pengetahuan Anda tentang dinamika Candi Cangkuang.

Itulah beberapa gambaran Candi Cangkuang yang bisa Anda kunjungi. Pengalaman yang berbeda akan Anda temukan di sini dan akan menambah engetahuan budaya Anda. Selamat berwisata di situs Candi Cangkuang.


Comments

  1. terimakasih buat infonya... bagus nih artikelnya

    ReplyDelete
  2. Buat yang perlu support jalan-jalan, outbound, tour, camping ke Garut, boleh kontak kami Zigra Wisata atau klik www.zigra.co.id

    ReplyDelete
  3. tgl 10 Agustus 2019 ini saya dan temen mau ke Candi Cangkuang ini, makasih banyak ya info nya, sangat sangat sangat bermanfaat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kereeen....Februari 2020.....pingin kesana ah..! suwun..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo