Prospek Kuliah Sastra Jawa

Banyak sekali orang yang bertanya mengenai prospek lulusan sastra Jawa. Bagi mereka yang ingin melanjutkan studi di universitas, pertanyaan prospek lulusan suatu program studi memang penting untuk diketahui. Sebab, hal ini sangat berkait erat dengan masa depan kelak ketika lulus kuliah. Mungkin Anda akan dengan mudah menjawab prospek lulusan studi ekonomi, kedokteran, teknik, dan lain-lain karena luasnya lapangan kerja dan adanya kepastian masa depan dari lulusan program studi tersebut. Namun, bagaimana prospek program studi yang satu ini? Sebagai jurusan yang tidak begitu populer, program ini tidak banyak diketahui oleh khalayak umum. Lalu Seperti apa jika prospek studi sastra Jawa dikaitkan dengan profesi yang akan digeluti kelak? Profesi apa sajakah yang mungkin digeluti lulusan program studi sastra Jawa?

  1. Dosen. Profesi ini adalah profesi yang paling tepat. Alasannya, semua mata kuliah yang dipelajari kelak akan berguna jika menjadi dosen. Saat ini peluang untuk menjadi dosen dari bidang ilmu humaniora cukup besar. Ada beberapa sub bidang yang bisa anda geluti di antaranya filologi, susastra, linguistik, dan kebudayaan. Dari keempat sub bidang tersebut saat ini masih kekurangan tenaga pengajar. Sebagai contoh, pakar linguistik Jawa Kuna di Indonesia cuma ada dua orang, sementara kebutuhan akan pengajar studi Jawa Kuna masih belum tercukupi mengingat jumlah mahasiswa yang terus meningkat berkali-kali lipat setiap tahunnya di berbagai perguruan tinggi. Untuk menjadi dosen, paling tidak Anda harus melanjutkan program pascasarjana ketika lulus dari program sarjana strata satu. 
  2. Peneliti. Menjadi seorang peneliti ilmu humaniora terbilang unik. Jumlah ahli di Indonesia terkait bidang humaniora masih sangat sedikit. Sementara itu, kebutuhan pakar-pakar ilmu ini semakin besar dari berbagai lini kebutuhan termasuk industri. Lantas apa hubungannya humaniora dengan industri? Keberhasilan suatu perusahaan sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemasaran suatu produk baik barang maupun jasa. Keberhasilan pemasaran itu ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menarik konsumen. Sikap konsumen itulah yang ada kaitannya dengan kebudayaan. Bagaimana sebuah produk multinasional dapat diterima oleh masyarakat juga perlu kajian budaya lokalnya. Contoh lain terkait peneliti, untuk penelitian filologi, ilmu yang mempelajari tentang naskah kuno, masih sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Sebagian besar naskah kuno yang berisi ilmu pengetahuan justru saat ini berada di luar negeri. Sementara itu, kebutuhan tenaga filolog di Indonesia juga terus meningkat. 
  3. Jurnalis. Ilmu bahasa amat diperlukan dalam dunia jurnalistik. Bagaimana seorang jurnalis dapat menulis dengan baik tanpa memiliki latar pendidikan bahasa yang tepat? Meskipun studi sastra Jawa fokus pada kajian bahasa daerah, lulusan sastra Jawa juga diberi berbagai pengatahuan dasar ilmu linguistik bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia memiliki kedekatan pola. Mahasiswa juga diajarkan tata bahasa Indonesia sekaligus. Fonologi, Morfologi, Sintaksis dan Pragmatis bahasa menjadi bekal ilmu kebahasaan yang patut dimiliki lulusan sastra Jawa. Dalam dunia jurnalistik, kemampuan ini sangat diperlukan dalam menulis dan mengedit suatu tulisan. Pembelajaran bahasa yang intensif juga didapat dari kuliah bahasa Indonesia akademik yang banyak melatih kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
  4. Guru. Kebutuhan akan jumlah guru bahasa Jawa di daerah semakin meningkat. Selama ini, guru-guru bahasa di daerah kebanyakan justru tidak berlatar pendidikan bahasa Jawa. Bahasa Jawa jelas merupakan kemampuan dasar lulusan sastra Jawa, oleh karena itu, lapangan kerja menjadi guru bahasa Jawa pun terbuka lebar. Meskipun kuliah sastra Jawa tidak berlatar studi pendidikan bahasa, tapi kemampuan bahasa lulusan studi sastra Jawa dapat diperhitungkan. 
  5. Periklanan. Meskipun ada studi khusus yang membahas tentang periklanan, dalam berbagai mata kuliah sastra Jawa, mahasiswa diberi keterampilan dalam memainkan bahasa. Kata adalah senjata. Kata-kata yang menarik perhatian orang hingga membeli suatu produk tidak dibuat asal-asalan. Studi sastra Jawa memiliki kuliah Bahasa dalam Kebudayaan. Kearifan budaya dalam kata menjadi inti kuliah ini. Termasuk juga pragmatik dan semantik bahasa yang mempelajari makna suatu bahasa. Hal ini amat dibutuhkan dalam merangkai kata-kata. Oleh karena itu, lulusan sastra Jawa pun layak untuk menduduki bidang profesi periklanan.
  6. Pelaku Seni. Tidak sedikit lulusan sastra Jawa yang kemudian lebih memilih menjadi seorang pelaku seni. Mereka memilih dunia tersebut karna berlatar minat dan bakatnya di bidang seni baik yang kontemporer maupun tradisional. Banyak dari lulusan studi Jawa yang kemudian menjadi seniman teater, seniman, lukis, sastra, pedalangan, karawitan, batik, dan berbagai bidang seni lainnya. Faktanya, mereka tetap bahagia dan sejahtera sekalipun banyak orang yang memandang sebelah mata dunia seni. Tidak hanya itu, sejak kuliah pun mahasiswa yang memang minat pada bidang ini gemar berkeliling dunia dengan mengusung kesenian yang digelutinya. Pada masa kuliah, ilmu seni tidak begitu diajarkan secara mendalam, namun tetap ada mata kuliah seni yang dapat dipelajari seperti seni karawitan, seni pedalangan, seni lukis, seni teater, seni membatik, seni sastra, dan masih banyak lagi. Di luar kuliah juga terdapat berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mempelajari berbagai macam seni. 
  7. Pengusaha. Apapun jurusannya bisa jadi seorang entrepreneur jika memang berjiwa pengusaha. Dalam praktiknya banyak dari lulusan sastra Jawa yang akhirnya memilih untuk menghabiskan waktunya dalam dunia usaha. Yang lebih gila lagi, dalam keseharian mahasiswa jurusan ini semasa kuliah pun sudah merintis usahanya sendiri-sendiri. Hampir separuh jumlah mahasiswa studi Jawa memiliki usaha. Wajar saja, mereka memang terlatih untuk tidak manja. Mereka menyadari bahwa lulusan sarjana Jawa tidak banyak dirancang untuk mencari kerja tetapi sebaliknya, membuka lapangan kerja. Kesadaran itulah yang membuat mereka bekerja keras memanfaatkan berbagai peluang usaha sesuai passion yang mereka miliki. 

Itulah beragam profesi yang mungkin untuk digeluti sebagai prospek lulusan sastra Jawa. Masih banyak profesi lain yang membutuhkan lulusan ini, bahkan tidak sesuai dengan latar belakang jurusan. Hingga saat ini sudah tidak terhitung lulusan sastra Jawa yang justru bekerja tidak sesuai latar belakang studinya mulai dari pegawai bank, karyawan swasta, instansi pemerintahan, perminyakan, BUMN, fotografer, teknisi, PNS, artis, dan lain-lain. Faktanya, prospek lulusan sastra Jawa tidak sesempit apa yang kita bayangkan sebelumnya. Penasaran? Silahkan coba sendiri.

                                                                                                                                                                   

Ada banyak alasan mengapa seseorang masuk program studi Jawa Universitas Indonesia. Klik link di bawah ini untuk menonton film dokumenter pendek tentang Sastra Jawa UI.
Film Dokumenter Alasan Masuk Sastra Jawa UI

Penasaran mata kuliah apa saja yang dipelajari selama berkuliah di sastra Jawa UI? Silahkan klik tautan berikut ini
Mata Kuliah di Sastra Jawa UI

Comments

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo