Kejadian Mengerikan di Depok Town Square

Tempat Peristiwa Itu Terjadi
Kamis, 28 Maret 2013 saya pergi ke Depok Town Square (Detos). Semuanya berjalan seperti biasa, sama sekali tak ada yang aneh. Kebetulan hari itu saya sedang flu, jadi sedikit bersin-bersin dan agak ingusan. Saya pergi ke sana bersama kekasih saya. Kebetulan kami hendak makan di food court lantai paling atas. Usai makan semua berjalan masih biasa-biasa saja.

Tak terpikirkan satu hal apapun yang mengganggu quality time hari itu. Dan seperti biasa juga, kami selalu meluangkan waktu untuk mendatangi toko buku TM Bookstore sekadar mencari referensi buku terbaru yang menarik. Kekasih saya mencari buku kreasi seni, sedangkan saya menuju tempat majalah dipamerkan. Tak sampai di situ, saya juga menyempatkan membaca buku IT dengan berbagai judul yang tidak dibungkus plastik. Maklum, saya memang tak berniat membeli buku, syukur-syukur bisa baca yang gratisan.

Permasalahan mulai muncul di saat saya mulai menghabisi buku-buku itu. Muncul rasa gatal di hidung, serasa ingin bersin. Hacih... begitu saja terjadi. Srrooot... tiba-tiba ingus yang sejak tadi tidak saya inginkan sama sekali, meleleh seperti es krim yang terkena panas. Srrooot... lagi. Ingus itu mulai memecah konsentrasi saya yang sedang memelajari cara membuat website. Tutorial cara membuat website itu seakan berubah menjadi tutorial cara menahan ingus. Srroot... Srooot... Kali ini terasa semakin cair dan mengalir tanpa bisa nyengir.

Saya menghentikan bacaan saya itu. Segera saja saya mendekati kekasih saya untuk mengajaknya pulang. Mengapa? karena dengan pulang, saya bisa mengambil tas saya yang dititipkan sebelumnya dan meluapkan ingus itu di tisu yang ada di dalam tas. Tapi apa yang terjadi? Kekasih saya rupanya sedang asik dengan apa yang ia baca. Sampai-sampai ia tak menggrubis sama sekali meskipun saya sudah katakan bahwa ingus saya akan segera meluncur ke arah bibir, tetapi ia tetap tak peduli. Menyebalkan sekali.

Akhirnya dia mau juga meski sambil menggerutu. Lalu saya katakan kepadanya, "ya udah, kita nggak usah pulang dulu, kamu terusin bacanya. Aku ke wc aja deh sendiri," ujar saya menahan aliran ingus yang hendak menyentuh bibir manis saya ini. "Ah gimana sih! ya udah sana ke wc cepetan!," jawabnya sambil sibuk dengan pilihan barang yang hendak ia beli.

Agak tergesa-gesa saya lalu keluar toko buku dan berjalan ka arah sisi samping toko buku. Kebetulan samping toko buku itu ada gang ke sudut lantai. Di sana juga ada lift. Kontur bangunan mal semacam itu biasanya wc selalu ada dekat lift atau sudut lantai, oleh karena itu saya menuju sudut lantai itu. Bahkan saking tergesa-gesanya, saya melupakan tisu ajaib saya yang dititipkan di tas itu. Saya melangkah dengan sigap dan cepat seperti babi yang membabi buta. Lalu apa yang terjadi?

Ternyata di sisi kanan maupun kiri lift itu tidak terdapat wc. Astaga... Padahal ingus sudah mulai tertelan ke tenggorokan. Saya menahan emosi yang naik tensi. Tak mau berpikir lama-lama saya pun berlari mencari lokasi wc yang sebenarnya. Saya harus mencari papan petunjuk ke arah mana wc bisa dituju. Inilah idenya. Saya tak sanggup lagi bertanya, bisa-bisa mengucur ingus saya dan memalukan. Dua orang pasangan suami istri menahan langkah saya karena jalannya yang kelewat lambat. Mereka malah menghalangi jalan saya sambil melihat baju-baju di kiri kanan gang itu. Heuh... saya cuma bisa menahan ingus lagi berusaha untuk tetap sabar menunggu siput itu jalan.

Penantian pun tiba.  Di ujung gang ada petunjuk arah toilet. Panahnya menunjuk ke kanan. Saya ikuti hingga ujung lorong itu. Saya sangat optimistis bisa memuntahkan ingus dan menyedotnya keluar di sana nanti. Namun penantian itu hanya berujung duka. Benar memang saya melihat wc, tetapi kejadiannya jadi lain ketika di pintu wc tersegel "Out of Order, Toilet Sedang dalam Perbaikan".

Keadaan berubah memilukan. Ingus sudah tak bisa ditahan lagi. Ingus terlanjur membasahi sisi antara hidung dengan bibir. Rasanya sedikit licin tetapi masih berwarna bening. Saya elap-elap dengan jemari dan telapak tangan berusaha menutupi kebusukan. Dalam hati cuma bisa memaki pengelola yang tak memberi petunjuk dari jauh-jauh kalau wc-nya tutup. Mereka benar-benar tidak peduli dengan keadaan ingus saya yang mulai bercampur ludah!

Insting saya kembali dipacu. Langkah kembali diayunkan mencari sudut lantai "terduga wc" dengan ingus yang ditutupi telapak tangan.Putar haluan saya menemukan sudut lantai sisi barat daya. Di ujung lorong ada semacam petunjuk yang kemungkinan petunjuk arah wc yang lain. Petunjuk itu tidak terbaca karena posisi saya tidak mengarah pada bagian depan papan yang tergantung itu. Saya ragu-ragu. Saya hampiri papan itu meski ingus semakin dalam masuk tenggorokan dan sebagian lainnya lumer diatas bibir.

Hingga pada suatu titik saya dapat membaca papan itu dengan jelas. Apa tulisannya? Menyedihkan. Ternyata papan yang saya duga petunjuk wc itu hanyalah banner toko baju di bawahnya. Ya ampun! Saya kali ini tak mau mengambil resiko meneruskan sudut lantai itu. Lebih baik saya menuju wc yang biasa saya gunakan di lantai dasar.

Ahh ingus benar-benar menyiksa saya. Eskalator seakan tak berjalan dengan normal. Ia seperti menguji ketahanan saya menghadapi ingus. Hingga akhirnya saya bisa berlari kecil begitu kaki menyentuh lantai dasar. Semua mata terpanah dengan tingkah saya yang gelagapan. Dasar orang-orang! belum tahu rasanya menelan ingus yaa?

Geregetan ketika beberapa anak-anak menghalangi jalan saya. Jangan tanya lagi nasib ingus saya. Melewati anak-anak itu kaki langsung meluncur ke sudut lantai daaan... Yeah! saya berhasil menemukan wc untuk buang ingus. Rasanya saya tidak percaya akhirnya bisa tiba di wc juga. Saya segera masuk ke dalam wc.

Perjuangan belum usai. Di wastafel ada petugas cleaning service yang sejak saya datang ke Detos tadi hingga sekarang, masih juga mengelapi wastafel. Alhasil saya tak mau merusak karya kebersihan yang telah ia gapai itu. Saya tak enak jika melampiaskan ingus saya ke wastafel terbersih dan kering versi petugas cleaning service tadi. Saya pun mencoba beralih ke kloset. Saya pikir di sana saya bisa mencurahkan ingus saya secara leluasa. Dan apa yang terjadi? Kloset penuh dan antre. Ya ampun! Sampai kapan tuhan akan menguji saya dengan ingus ini...

Hingga akhirnya saya putuskan saja untuk menorehkan ingus saya di wastafel yang tadi dibersihkan itu. Saya serobot tukang cleaning service itu tanpa peduli lagi. Ia hanya memandang saya dengan wajah super aneh terheran-heran. Saya lampiaskan ingus yang ada di wajah saya dengan cara membasuhkan air ke wajah. Namun ingus yang ada dihidung dan mulut sudah tak tertolong lagi. Semua upaya sudah terlambat! Terlambat!

Nasi sudah menjadi bubur. Ingus sudah terlanjur tertelan di tenggorokan tanpa bisa kembali lagi seperti yang diharapkan. Saya benar-benar menyesali kejadian itu. Ingus tak bisa dikeluarkan hingga saya tarik sekuat tenaga agar keluar. Mungkin ia sudah menuju lambung untuk bersama-sama steak yang saya makan siang tadi diproses secara mekanis oleh lambung. Mungkin itulah nasib ingus saya. Barangkali bisa jadi vitamin atau mungkin bisa juga melancarkan pencernaan. Selamat jalan ingus. Ku tunggu kau ke luar lewat lubang yang lain saat di wc rumah esok pagi.

Comments

  1. perjalanan ingus keluar di lubang berikutnya ahaha kocak deh agan..

    ReplyDelete
  2. Wahahah... Kocakk dahh.... :D lumayan moodbooster :like:

    ReplyDelete
  3. Simple story but amazing dude :D nice work

    ReplyDelete
  4. Wkwkwkwk,,, kupikir dan kutunggu sampai akhir cerita dengan kejadian seram di Wc, ternyata hanya sebuah perjalanan ingus,,, but it's funny..

    ReplyDelete
  5. Inti ceritanya horor banget tentang si "ingus" :D

    ReplyDelete
  6. NICE Story boy............ emuach

    ReplyDelete
  7. kok ga pekipiran pake tissue dan buang ke tempat sampah yg terdekat ....aneh juga sih kalo harus ke wc mungkin cara perfikirnya beda-beda

    ReplyDelete
  8. Ini bener2 cerita jorok tp kocak

    ReplyDelete
  9. anyut gue pikir apaan bikin penasaran ternyata bikin ngakak juga .. seetdah :v :V :V :v

    ReplyDelete
  10. Gue bacanya udeh serius -_- kan kampret...

    ReplyDelete
  11. Gue kirain cerita horror 😂

    ReplyDelete
  12. Jijik ceritanya
    Sya krja Depok town squre
    Dri toko buku tm bookstore ke toilet itu gk jauh..knp atuh mesti lewt lorong2😂😂

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo