Pengalaman Bangkrut Usaha, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga



Hari-hari belakangan ini, gue dirundung kecemasan. Betapa tidak, usaha mungil gue yang bergerak di bidang produksi souvenir cangkir secara online di ambang kebangkrutan. Memang belum lama usaha ini dimulai, ada sekitar 1,5 tahun berjalan, usaha ini mengalami surut yang di luar dugaan.

Namanya, switennia, usaha ini gue dirikan bersama kawan gue yang bernama Rizal dengan fokus menggarap pasar kebutuhan souvenir untuk ulang tahun dan aqiqah dengan produk aneka macam cangkir secara online. Sejak didirikan, perlahan usaha ini tumbuh dan bergeliat. Dari awal modal  patungan 500 ribu, hingga omzet bulanan mencapai hampir 100 juta.

Hingga bulan Juni 2017 yang lalu sudah memiliki 5 orang karyawan yang terdiri dari 3 orang produksi, dan 2 orang marketing. Jumlah yang cukup banyak untuk sebuah usaha yang mungil. Tapi tak lama dari situ, satu per satu kekuatan kami rontok, serontok-rontoknya.


Bulan Juli menjadi bulan yang menyayat hati. Satu per satu karyawan yang gue andalkan pergi meninggalkan tempat ini. Mereka terpaksa gue "rumahkan" karena perusahaan tak lagi sanggup membayar upah. Dari 5 orang karyawan gue sisakan 1 orang produksi yang masih setia untuk bertahan berharap angin barat segera berlalu.

Tak hanya karyawan. neraca hutang pun terancam gagal bayar karena pendapatan usaha tak cukup untuk memenuhi operasional usaha. Hutang kepada supplier termasuk yang cukup besar. Dilemanya, utang ini nggak bisa ditunda-tunda. Kalau kita mau jualan, kita harus ambil bahan baku dari supplier. Sementara, supplier baru akan menyuplai bahan baku jika hutang yang lalu lunas dahulu. 

Bagaimana pun caranya, hutang-hutang supplier jadi prioritas agar usaha ini dapat tetap berlanjut. Karena pendapatan tidak cukup, terpaksa kami harus pinjam uang dari lembaga pendanaan untuk membayar hutang. Sebuah langkah yang justru menambah kusut. Tapi apa mau dikata? Kalau bukan terpaksa, gue enggan pinjem uang dengan lembaga-lembaga keuangan.

Terlepas soal hutang, beban usaha juga bertambah dengan biaya sewa tempat. Pada saat normal biaya sewa tempat bulanan tidak sulit untuk kami bayar tepat waktu. Tapi di masa ini, mencapai setengah biaya sewa pun sudah susah payah. 

Ditambah lagi, beban listrik yang menggila. Mesin-mesin produksi kami butuh listrik yang tidak sedikit. Perlahan tapi pasti, kebijakan pemerintah menaikan listrik secara bertahap baru terasa di pertengahan tahun. Ongkos listrik bulanan yang harus di bayar kini membengkak 100% dari beban 6 bulan yang lalu. Tentu angka yang jauh berbeda.

Mesin-mesin produksi butuh daya listrik yang cukup besar
Dari kesemua beban itu, bisa dibilang usaha ini sudah bangkrut karena semua gagal bayar dan menyisakan utang yang tidak sedikit. Gue coba rehat sejenak. Banyak merenung dan berpikir bagaimana menyelamatkan usaha ini. Karena mau tidak mau, semua hutang harus dibayar. Lalu gue ingat dan sadari kembali masalah-masalah ini dengan melihat kembali latar belakang mengapa semua ini terjadi.

Awal 2017 adalah awal dari semuanya. Bulan januari hingga bulan mei 2017 neraca pendapatan terus merosot. Penjualan mengalami penurunan signifikan terutama sejak Ramadhan 2017 sekitar bulan Juni. Kami sudah mafhum, kalau produk souvenir trendnya memang sepi saat Ramadhan tapi biasanya nanjak kembali pasca lebaran. Prediksi ini ternyata meleset. Setelah lebaran justru makin parah. 

Gue bertanya-tanya, kok bisa? Penurunan penjualan memang banyak faktor penyebabnya. Satu persatu faktor tersebut sudah berusaha gue atasi. Yang paling pertama gue periksa ya marketing. Bagaimana marketing menjalankan tugas pokoknya apa sudah betul atau belum, itu gue periksa. 

Nyatanta, marketing sudah menjalankan SOP dengan benar. Tidak ada kelalaian disana. Bahkan karena semakin merosot, staff marketing gue rombak dan ganti personil. Tetapi tidak berpengaruh banyak. Oke, mungkin bukan itu. 

Gue pikir promosi barangkali yang kurang tepat. Maka gue perbaiki lagi cara-cara promosinya seefisien dan seefektif mungkin. Branding juga terus dijalankan. Anggaran iklan pun ditambah untuk memperluas jangkauan pasar. Program-program promosi pun gue coba agar harga jual bisa lebih dijangkau pasar. Ternyata itu semua tidak juga mendongkrak penjualan. Penjualan masih tetap down.

Staff Produksi saat menjalankan proses pencetakan cangkir
Oke, barangkali gue harus lihat lagi produknya. Mungkin pasar jenuh dengan produk yang biasa kami buat. Dengan pertimbangan ini, akhirnya gue tambah terus variasi produk dan selalu membuat sesuatu yang baru agar tetap segar di mata pasar. Nyatanya itu juga nihil.

Bahkan kami yang biasanya berjualan secara online pun kini mulai turun gunung dengan aktif menawarkan produk dan kerjasama ke vendor-vendor lain untuk menyerap produk kami. Kerjasama ini awalnya berjalan, tapi setelah itu mereka pun mengaku hal yang sama. Kesulitan dalam menjual.

Ada apakah gerangan?

Pertanyaan ini terus mengusik pikiran gue hingga suatu ketika nggak sengaja gue baca-baca berita nasional mulai dipenuhi isu turunnya daya beli masyarakat. Hmmm mungkin ini alasan paling mendasar mengapa penjualan anjlok. Tapi gue nggak boleh percaya aja dengan isu ini dong. Maka gue mulai komunikasi dengan para mitra usaha lainnya, bahkan juga kompetitor.

Dari informasi yang gue dapat. Semua pengusaha yang menggeluti bidang yang sejenis mengalami hal yang serupa. Semua mengeluhkan penjualan yang kian merosot. Ya, wajar saja. Usaha bidang souvenir yang gue jalani ini memang target pasarnya kelas menengah. Sementara berdasarkan berita-berita-berita yang gue baca, saat ini golongan kelas menengah cenderung menahan uangnya untuk kebutuhan konsumsi. Prilaku ini ternyata sangat mempengaruhi pasar. 

Bahkan perusahan-perusahan besar yang menargetkan kelas menengah ke atas cukup berguncang. Pasaraya, 7 eleven dinyatakan bangkrut bersamaan, hingga pabrikan motor honda mengurangi separuh jam shift kerjanya karena kendaraan produksinya tak terserap pasar. Wow...  

Balik lagi ke usaha mungil gue ini, sangat mungkin terdampak dari fenomena turunnya daya beli ini. Tapi juga sangat memungkinkan bukan faktor tunggal, alias gabungan dari semua faktor-faktor yang tadi. Apapun itu, segala usaha gue coba agar usaha ini tetap berlanjut.

Pukulan terberat ketika mengalami kebangkrutan ini justru bukan semata dari penjualan. Kalau penjualan, sesulit apapun pasti kita masih bisa jual meski sedikit. Permasalahan terparah justru terjadi ketika dalam sekejap, bahan baku cangkir lenyap di pasaran. Bahan pokok yang jadi produk untuk dijual justru menghilang. 

Ibarat kata, sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah inilah kira-kita yang gue alami ketika memasuki bulan Agustus 2017 yang lalu. Kalau bahan cangkir ini tidak ada di pasaran, apa yang bisa kami jual lagi? Sedangkan ini adalah produk utamanya?

Kok bisa? Bisa. Kebanyakan bahan baku cangkir ini merupakan produk impor dari China. Pada saat
memasuki bulan Agustus pemerintah mengumumkan larangan terbatas impor produk keramik. Alhasil, semua produk keramik habis di pasaran dan tak bisa disuplai kembali dari China. Supplier kami juga pontang panting kebingungan mereka selama ini juga mengandalkan barang impor ini. Dan ketika impor ditutup tamatlah riwayat pedagang keramik. Apa yang bisa dijual?

Produk lokal? Bukannya tidak ada. Ada, tetapi kualitasnya jauh di bawa standar. Bukan cuma itu, lagipula barangnya tidak selalu tersedia seperti barang impor sedia kala. Gue pernah bertanya sama pabrikan lokal yang biasa menyuplai cangkir. Gue minta, bikinlah yang model ini. Model ini kan banyak yang butuh pasti laku di pasaran. Lalu apa kata pabrik? Jawabannya bikin gue jadi mikir dua kali.

Katanya, yaa bisa saja mereka buat produk cangkir jenis yang gue maksud. Tapi untuk apa? Pengalaman mereka cukup menyakitkan. Ketika mereka beranikan diri produksi massal cangkir jenis ini,eh tiba-tiba aturan larangan impor dicabut. Tamatlah mereka. 

Proses produksi salah satu jenis cangkir yang paling laris sebelum mengalami kelangkaan
Pabrikan lokal tidak mampu menyaingi barang China karena dari segi kulitas barang juga masih kalah dibanding produk China. Selain itu, sudah kualitasnya nggak bagus-bagus amat harganya juga susah bersaing karena dengan kualitas yang segitu harganya lebih mahal dari barang impor. Barangnya jadi nggak laku. Katanya, pun kalau laku untuk produk jenis ini tidak menguntungkan karena marginnya tipis sekali. Begitu. 

Dengan demikian, lengkaplah sudah kebangkrutan ini. Sudah yang beli sedikit, barang yang dijual pun tidak ada. Otomatis usaha ini terhenti dan vakum sejenak hingga titik nadir. Tapi kan pepatah juga berkata: Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. 

Gue masih punya kemauan untuk melanjutkan usaha ini. Dan dari niat itu lah gue yakin ada jalannya. Artinya, gue harus mengurai kembali segala kejelimetan ini untuk dibongkar satu persatu, perlahan agar yang sudah kusut bisa terurai. Gue akan ceritakan bagaimana gue menguraikannya di bagian selanjutnya. Terimakasih sudah membaca pengalaman bangkrut gue ini, semoga bisa diambil hikmah dan pelajaran.

Comments

  1. Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Suci Andini tinggal di Riau,dulu saya berprofesi sebagai penjahit namun himpitan ekonomi yakni hutang piutang dalam membangun usaha saya kian semakin besar tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap ikhtiar, pada suatu hari saya membuka buka internet tidak sengaja saya melihat postingan seseorang yang sama seperti keadaan saya tapi beliau sudah berhasil,beliau dibantu oleh Kyai H. Sakti Mangunkarso tanpa pikir panjang saya menghubungi beliau, saya diberikan pencerahaan dan solusi, pada awalnya saya ragu ragu tapi saya coba memberanikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar dan sekarang saya punya beberapa mini market dan penginapan didaerah Riau,terimah kasih saya ucapkan pada Kyai H. Sakti Mangunkarso sebab berkat beliau saya bisa seperti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau Kyai Sakti Mangunkarso beliau orangnya ramah ini nomor beliau 0852 1117 4125 ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Suci Andini tinggal di Riau,dulu saya berprofesi sebagai penjahit namun himpitan ekonomi yakni hutang piutang dalam membangun usaha saya kian semakin besar tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap ikhtiar, pada suatu hari saya membuka buka internet tidak sengaja saya melihat postingan seseorang yang sama seperti keadaan saya tapi beliau sudah berhasil,beliau dibantu oleh Kyai H. Sakti Mangunkarso tanpa pikir panjang saya menghubungi beliau, saya diberikan pencerahaan dan solusi, pada awalnya saya ragu ragu tapi saya coba memberanikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar dan sekarang saya punya beberapa mini market dan penginapan didaerah Riau,terimah kasih saya ucapkan pada Kyai H. Sakti Mangunkarso sebab berkat beliau saya bisa seperti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau Kyai Sakti Mangunkarso beliau orangnya ramah ini nomor beliau 0852 1117 4125 ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar








































































































































































































































































































      Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Suci Andini tinggal di Riau,dulu saya berprofesi sebagai penjahit namun himpitan ekonomi yakni hutang piutang dalam membangun usaha saya kian semakin besar tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap ikhtiar, pada suatu hari saya membuka buka internet tidak sengaja saya melihat postingan seseorang yang sama seperti keadaan saya tapi beliau sudah berhasil,beliau dibantu oleh Kyai H. Sakti Mangunkarso tanpa pikir panjang saya menghubungi beliau, saya diberikan pencerahaan dan solusi, pada awalnya saya ragu ragu tapi saya coba memberanikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar dan sekarang saya punya beberapa mini market dan penginapan didaerah Riau,terimah kasih saya ucapkan pada Kyai H. Sakti Mangunkarso sebab berkat beliau saya bisa seperti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau Kyai Sakti Mangunkarso beliau orangnya ramah ini nomor beliau 0852 1117 4125 ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar

      Delete
  2. Pengalaman saya membuka usaha sebanyak 2 kali dan 2 kali itu juga gagal seringkali ini terjadi karena tidak pandai melihat peluang dan strategi di lingkungan saya usaha, karena terdapat saingan yang lebih besar dengan pasar yang sering dilintasi oleh banyak orang. Sedangkan usaha saya jarang dilintasi oleh banyak orang sepi pengunjung dan lainnya lagi tidak adanya pengetahuan yang baik soal digital marketing yakni SEO.

    ReplyDelete
  3. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "

    ReplyDelete
  4. Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY (ISKANDAR LENDERS) via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}

    e_mail:::[aditya.aulia139@gmail.com]
    [iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
    WhatsApp:::[+44] 7480 729811[Chats Only]
    Telephone Number☎[+44] 7480 729811[Calls Only]
    BBM INVITE:::[D8980E0B]

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo