Komunitas Naskah Kuno Indonesia

Beberapa Naskah di Museum Cangkuang
Bulan September 2012 menjadi titik awal komunitas naskah kuno Indonesia terbentuk. Berangkat dari keprihatinan kondisi naskah kuno di Indonesia, Mila, Umi, Ardesita, Rizky dan Isna sepakat untuk membuat sebuah kelompok kecil yang berupaya untuk menyelamatkan naskah kuno Indonesia. Kelompok ini merupakan cikal bakal komunitas naskah kuno Indonesia

Awalnya kelompok kecil ini berusaha mengimplementasikan upaya penyelamatan naskah kuno secara kecil-kecilan melalui sebuah program dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang bernama PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa). Program ini dibingkai dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada pengabdian masyarakat. Skala kegiatan ini pun sangat terbatas. 

Kelompok ini kemudian berusaha menerapkan upaya penyelamatan naskah di salah satu Desa di Garut, Jawa Barat. Desa Cangkuang merupakan desa objek pertama program ini. Di desa ini setidaknya terdapat belasan naskah kuno dengan kondisi yang cukup mencemaskan. Hampir sebagian besar naskah dengan kondisi rusak disimpan di sebuah museum mini di lokasi situs Candi Cangkuang. 

Dengan dibimbing oleh Munawar Holil, M.Hum, salah seorang filolog handal sekaligus dosen filologi di Universitas Indonesia, kelompok kecil ini kemudian berusaha untuk memecahkan masalah, mencari solusi atas permasalahan naskah kuno di Desa Cangkuang. Solusi pertama  yang diajukan kelompok ini adalah dengan membuat rumah naskah modern yang bisa menyimpan naskah secara aman. 

Usul ini rupanya tidak realistis mengingat dana yang bisa didapat dari Kemendikbud yang terlampau kecil untuk program semacam itu, belum lagi masalah birokrasi yang diperkirakan akan berbelit-belit. Oleh karena itu pembimbing menyarankan kelompok kecil ini untuk bergerak lebih realistis. Setelah berembug panjang maka pilihan yang mungkin untuk mengupayakan keselamatan naskah adalah dengan melakukan digitalisasi naskah kuno dan penyuluhan merawat naskah kuno kepada masyarakat sekitar. 

Upaya ini merupakan upaya antisipatif untuk mencegah kerusakan naskah. Namun demikian upaya ini lebih mungkin untuk dilakukan. Proposal PKM pun akhirnya dirancang. Hingga pada bulan Februari 2013 diumumkan bahwa kegiatan ini lolos didanai Kemendikbud khususnya Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Sejak saat itu, gerakan dari komunitas naskah kuno Indonesia yang sesungguhnya pun dimulai pelan-pelan.

                                           
Disalin ulang oleh Rizky Ramadhani dari Komunitas Naskah Kuno Indonesia hari Jumat, 12 Juli 2013 Pukul 21.55 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Rute Angkutan Umum di Cinere

Perjalanan Sehari Jakarta - Kawah Putih Naik Motor

Transportasi dari Jakarta ke Pos Pendakian Gunung Sindoro-Sumbing, Wonosobo